(GFD-2023-11568) [SALAH] Bahaya Parah yang Dilakukan Vaksin Covid-19 pada Otak

Sumber: Twitter
Tanggal publish: 26/01/2023

Berita

Akun Twitter π•Žπ• π•Ÿπ•˜ ℕ𝕕𝕖𝕀𝕠 (@Angon_Kebo77) pada tanggal 12 Januari 2023 membuat cuitan dengan klaim bahwa Dr Vernon Coleman menjelaskan bahaya parah yang dilakukan Vaksin Covid-19 pada Otak. Akun tersebut juga mengutip pernyataan Dr. Vernon Coleman dengan narasi: β€œIni adalah video paling menakutkan yang pernah saya buat dan mungkin video paling menakutkan yang pernah dibuat siapa pun. Dan itu semua benar.”

Hasil Cek Fakta

Dilansir dari artikel CNN Indonesia, informasi mengenai vaksin Covid-19 bisa merusak otak manusia merupakan hoaks. Bimo A. Tejo, Associate Professor dan Peneliti Kimia Farmasi Universiti Putra Malaysia mengatakan bahwa virus yang menyerang otak memang ada, namun bukan karena vaksin atau kandungan aluminium. Semua vaksin yang sudah mendapat izin edar berarti sudah lolos uji klinis. Adapun kandungan garam aluminium dalam vaksin kecil sekali sehingga tidak berbahaya bagi otak. Hingga saat ini belum ada yang bisa membuktikan vaksin yang mengandung aluminium bisa menyerang otak manusia.

Berdasarkan artikel dari Wikipedia, Vernon Coleman merupakan seorang ahli teori konspirasi Inggris, aktivis anti vaksinasi, penyangkal AIDS, blogger dan novelis yang menulis tentang isu yang berkaitan dengan kesehatan manusia, politik dan hewan.
Dilansir dari artikel Alodokter yang berjudul β€œMacam-Macam Infeksi Otak dan Faktor Risikonya” diterangkan bahwa ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi otak yaitu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat HIV/AIDS, efek samping kemoterapi, diabetes, kecanduan alkohol atau penyalahgunaan obat terlarang, terdapat infeksi pada gigi dan rongga sinus, belum mendapatkan vaksinasi, mengalami cedera kepala, serta berusia lebih dari 60 tahun.

Kesimpulan

Konten yang menyesatkan. Informasi bahwa vaksin Covid-19 berbahaya bagi otak adalah sesat, tidak ada bukti yang menyatakan kebenaran klaim tersebut. Faktanya, vaksin Covid-19 sudah diuji secara klinis sebelum diedarkan.

Rujukan